Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah
kesepakatan bersama untuk membantu rakyat kecil yang terkena dampak kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM). BLSM adalah satu dari empat kompensasi yang
digulirkan guna meredam dampak dari naiknya harga BBM. Sebanyak 15,53 juta
keluarga miskin menjadi target penerima BLSM dan akan menerima uang tunai Rp
150.000 per bulan selama lima bulan. Selain BLSM, tiga kompensasi lainnya
adalah Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan beras
miskin. Program-program tersebut akan diserahkan pada pembahasan yang
berkembang di rapat-rapat komisi, Badan Anggaran, dan pemerintah. Rencana
pemerintah untuk menaikkan harga BBM terus bergulir dan akan segera diputuskan
dalam waktu dekat. Pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan keuangan
negara. Menurut saya, pemberian BLSM, harus tepat sasaran dan disalurkan
melalui mekanisme yang aman. Adapun cara yang harus dilakukan guna mengalirkan
BLSM yang baik adalah pertama, memperketat pengawasan dan pengendalian
penyaluran BLSM agar tepat sasaran dan mencegah terjadi
penyimpangan. Kedua, menyusun langkah-langkah dan pemetaan antisipasi
terhadap permasalahan yang mungkin terjadi dapat menghambat pelaksanaan
BLSM. Ketiga, memastikan bahwa penerima manfaat BLSM adalah masyarakat
yang terkena dampak langsung kenaikan BBM. Keempat, melibatkan berbagai pihak
untuk mempermudah penyaluran dan pelayanan bagi penerima manfaat program BLSM.Pengamat menilai pemberian Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM) sarat muatan politis dan tidak solutif. Walaupun dana
yang digelontorkan cukup besar, keuntungan yang didapat hanya bersifat sementara
Bantuan tunai menurutnya lazim digunakan di banyak negara menjelang pemilu.
Keuntungan politis yang didapatkan dengan cara ini dikatakan sangat besar.
Pemerintah butuh solusi permanen yang bisa diandalkan untuk membantu rakyat
mendapatkan BBM murah.
Salah satu energi yang dipandang pro rakyat yaitu penggunaan ethanol sebagai bahan bakar. Penggunaan ethanol dapat menghemat sekitar Rp 40 triliun dari subsidi.
Salah satu energi yang dipandang pro rakyat yaitu penggunaan ethanol sebagai bahan bakar. Penggunaan ethanol dapat menghemat sekitar Rp 40 triliun dari subsidi.